Minggu, 15 Februari 2009

Pariwisata


Menentukan Lokasi Wisata Bahari dengan Bantuan Satelit

07/11/06 - Lain-lain: Artikel-dkp.go.id

Lewat bantuan citra satelit sangat membantu untuk menentukan lokasi pengembangan wisata bahari di suatu daerah.

Sebagai salah satu negara kepulauan Indonesia jelas dikaruniai sumber daya laut yang begitu besar. Potensi dari sumber daya alamnya, khususnya yang ada di laut sangat besar, mungkin jauh lebih besar dari yang diperkirakan selama ini. Hal itu disebabkan masih banyak potensi sumber daya laut yang dimiliki belum dapat dimanfaatkan secara maksimal, bahkan ada diantaranya yang belum tergali atau teridentifikasi.

Untuk itu sebagai salah satu ikhtiar untuk mendapatkan informasi mengenai sumberdaya alamnya adalah denganmenggunakan teknologi penginderaan jarak jauh. Ini sebenarnya merupakan teknologi penginderaan yang memanfaatkan citra (informasi data) satelit dan menggabungkannya dengan Sistem Informasi Geografis. Lewat bantuan inderaja ini dimungkinkan untuk menentukan lokasi yang tepat untuk dikembangkan sebagai lokasi wisata bahari.

Salah satu satelit yang dapat digunakan untuk penginderaan jarak jauh adalah satelit Landsat 7 ETM. Satelit ini mampu memberikan data yang akurat mengenai potensi sebuah kawasan untuk dijadikan obyek wisata bahari. Dalam menentukan kawasan untuk obyek wisata bahari memerlukan analisa yang mempertimbangan beberapa parameter. Diantaranya kecerahan perairan, tutupan (kondisi) terumbu karang, keanekaragaman jenis karang dan biota laut lainnya yang hidup disekitar terumbu karang tersebut, kedalaman dasar periaran serta kecepatan arus.

Memang tidak semua parameter itu dapat diukur melalui penginderaan jarak jauh. Parameter yang dapat diukur menurut Bambang Trisakti mewakili para peneliti Inderaja dari LAPAN adalah kecerahan peraiaran, sebaran atau tutupan terumbu karang dan kedalaman perairan. Walupun begitu, ketiga parameter tadi merupakan parameter yang berpengaruh sangat besar dalam menentukan zona potensi kawasan wisata bahari.

Sebagai contoh perairan yang jernih akan sangat menarik wisatawan untuk mengunjungi tempat ini. Di perairan yang jernih tentunya akan memudahkan wisatawan untuk menikmati keindahan panorama yang ada di bawah air. Kecerahan juga merupakan indikasi bahwa di kawasan periaran tersebut ekosistem terumbu karangnya hidup dengan baik. Parameter kedalaman perairan dibutuhkan untuk segi keselamatan para wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata tersebut.

Salah satu teknik untuk menentukan lokasi yang strategis untuk membangun obyek wisata bahari. LAPAN melalui bantuan citra satelit Landsat 7 ETM, yang menggunakan resolusi spasial 30 m. Wilayah kajian dari peneilitian LAPAN ini adalah kawasan perairan sekitar provinsi Nusa Tenggara Barat.

Pertama-tama data citra satelit yang telah didapat dikoreksi ketelitian geometriknya. Ini dilakukan untuk menghilangkan kesalahan posisi yang dibuat oleh satelit. Lalu dilanjutkan dengan koreksi radiometrik, yakni untuk mengeliminisasi gangguan yang terjadi pada lapisan atmosfir. Setelah itu dilakukan proses penggabungan citra dan klasifikasi menjadi wilayah laut, darat dan awan. Tahap selanjutnya adalah citra wilayah laut itu dikonversi menjadi beberapa parameter fisik yang diperlukan menggunakan formula yang sudah teruji pada penelitian sebelumnya.

Tingkat kecerahan perairan diidentifikasi dengan menggunakan kanal visible biru yang mempunyai kemampuan terbesar untuk menembus kolom air. Kegiatan pariwisata bahari, khususnya menyelam dan snorkeling sangat membutuhkan tingkat kecerahan yang tinggi mencapai lebih dari 10 meter. Hal ini disebabkan karena kegiatan tersebut bertujuan untuk menikmati keindahan panorama yang terdapat di bawah permukaan air.

Berdasarkan tingkat kecerahan perairan yang diperoleh dari data citra, diketahui bahwa nilai kecerahan rat-rata perairan NTB berkisar antara 8 -13 meter. Sedangkan berdasarkan standar baku mutu air maka tingkat kecerahan perairan NTB tergolong dalam tingkat yang diinginkan, artinya memiliki kualitas air yang baik. Perairan dengan kecerahan yang rendah menandakan kualitas airnya kurang baik dengan tingkat bahan organik terlarut atau tingkat sedimentasi yang sangat tinggi.

Ekosistem terumbu karang mempunyai fungsi ekologis sebagi pelindung ekosistem pesisir, penyedia nutrient, tempat pemijahan dan berkembang bagi berbagai biota laut. Dari segi estitika, terumbu karang yang masih utuh menampilkan pemandangan yang sangat indah yang jarang dapat ditandingi oleh ekosistem laut lainnya. Oleh karena itu taman laut yang terdapat di pulau atau pantai yang mempunyai terumbu karang merupakan obyek pariwisata yang sangat terkenal, seperti pantai Bunaken di Sulawesi Utara.

Tidak ada komentar: